Rebo Wekasan
Kue Apem Empuk ditambah Manis dari Gula Merah Dinikmati Warga Indramayu Saat Tradisi Rebo Wekasan
"Tujuannya sendiri untuk menolak bala atau setidaknya kita bersedekah bersama warga di sekitar sini, intinya mah bersedekah,"
Editor: Adityas Annas Azhari
SETIAP memasuki bulan Safar dalam penanggalan Hijriah, masyarakat di Kabupaten Indramayu memiliki tradisi unik yang disebut dengan istilah Rebo Wekasan, Ini merupakan ritual tradisi masyarakat Jawa pada hari Rabu terakhir bulan Safar.
Seperti yang terlihat di Desa Kedokanbunder Wetan, Blok Gopala, Kecamatan Kedokanbunder. Di sana warga secara gotong royong membuat kue apem atau cimplo.
Salah seorang warga, Yaeni mengatakan, tradisi pembuatan kue apem ini memang sudah sejak dahulu menjadi tradisi rutin setiap tahunnya.
Baca juga: Kue Apem Dicocol Gula Merah, Rasanya Lezat, Ini Cara Menjalani Tradisi Rebo Wekasan di Cirebon
"Tujuannya sendiri untuk menolak bala atau setidaknya kita bersedekah bersama warga di sekitar sini, intinya mah bersedekah," ujarnya kepada Tribun, Rabu (14/10/2020).
Yaeni menjelaskan, kue apem ini terbuat dari campuran tepung beras, ragi, bibit roti, dan tepung ketan. Bahan-bahan itu lalu dibuat adonan lalu dimasak pada wajan khusus.

Untuk menambah kenikmatan, saat dimakan kue apem ini dicocol dengan gula merah yang sebelumnya dicampur dengan parutan kelapa dan buah nangka.
Tekstur kue apem yang empuk ditambah rasa manis dari gula merah sangat dinikmati masyarakat.

Yaeni menyampaikan, kue apem yang sudah selesai dibuat lalu dibagi-bagikan ke para tetangga untuk dinikmati bersama-sama.
"Kue apem ini kami bagikan ke tetangga-tetangga di sekitar sini," ujarnya. (tribunjabar/handhika rahman)